Selain isim dan fi’il adalah harfun sebagaimana yang tertulis di dalam kitab alfiyah. sehingga harfun tidak mempunyai sifat dan ciri-ciri seperti isim dan dan fi’il yang bisa mengalami perubahan harokat dan huruf, Harfun hukumnya bersifat mabni (tetap) sebagaimana tertulis dalam nadhoman di kitab alfiyah ibnu malik wa kullu harfin mustahiqqul lil bina wal ashlu fil mabniyyi ay yusakkana wa minhu dzu fathin wa dzu kasrin wa dhom kaaina amsin wa haesu wats saakinu kam.
وَكُلُّ حَـرْفٍ مُسْتَــحِقٌّ لِلْبِنَا ¤ وَالأَصْلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ يُسَكَّنَا
وَمِنْهُ ذُو فَتْحٍ وَذُو كَسْرٍ وَضَمُّ ¤ كَأَيْنَ أَمْسِ حَيْثُ وَالْسَّــــاكِنُ كَمْ
Artinya : Setiap kalimah huruf itu berhak dimabnikan, hukum asal didalam lafadz yang dimabnikan adalah sukun, Sebagian dari lafadz yang dimabnikan ada yang dimabnikan fathah, kasroh atau dhommah seperti lafadz aina, amsin dan haetsu sedang contoh yang dimabnikan sukun adalah lafadz kam.
Nadhoman di atas di jelaskan di dalam kitab Syaroh (penjelasan) karya Ustadz Hamdani As Sidani bahwa Tiap-tiap kalimat huruf itu mabni, tidak ada yang mu’rob sebab tidak butuh kepada I’rob, dan yang asli bagi kalimat yang mabni itu mabni sukun, diantara kalimat yang mabni itu ada yang mabni fathah nahwu aina, dan ada yang mabni kasroh nahwu amsi, dan ada yang mabni dhommah nahwu haetsu, semua itu bukan mabni yang asli bahkan yang asli mabni sukun adalah kam,
Sehingga bisa difahami bahwa harfun itu hukumnya mabni, mabni maksudnya harokat yang dipakai oleh harfun selalu tetap seperti itu, misalnya harfun lam yang berfungsi menjazmkan tidak bisa berubah menjadi lim, harfun bi yang berfungsi menjarkan isim ia tidak bisa berubah menjadi ba, harfun aina juga selamanya aina tidak bisa berubah manjadi aini atau ainu,
Adapun menurut nadhoman di atas bahwa harfun itu mempunyai 3 jenis mabni, yakni mabni fathah, mabni dhommah dan mabni kasroh sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah
Gambar 1.0. Pembagian 3 harfun Mabni |
- اَيْنَ كِتَابِي يَامُحَمَّد Di mana kitab ku ya muhammad, aina yang berarti di mana di dalam contoh kalimat tersebut harus tetap di baca aina, tidak boleh dibaca aini, ainu dan sebagainya karena harfun hukumnya mabni
- اَكْتُبُ فِى الْفَصْلِ Saya menulis di kelas. fi yang berarti di, di dalam contoh kalimat tersebut harus tetap di baca fii, tidak boleh dibaca faa, fuu karena harfun hukumnya mabni. harfun fi di dalam kalimat tersebut berfungsi menjadikan majrur isim (kata benda) fashli. tanda i’rob khofadhnya adalah kasroh
- فَمَنۡ لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ QS Al Mujadilah ayat 1 artinya Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut.harfun lam di dalam surat muhadilah ayat 1 tersebut hukumnya mabni sukun, lam selamanya tetap di baca lam, tidak boleh tidak bisa lim, lum, lami dan sebagainya. harfun lam di surat al mujadilah ayat 1 berfungsi sebagai amil yang menjazmkan, yang mana tanda i’rob jazmnya adalah sukun pada yajid.
Untuk membaca pembahasan nadhoman selanjutnya di kitab Alfiyah ibnu Malik, silahkan klik link di bawah ini;
- Kalamuna Lafdzun Mufidun Kastaqim
- bil jarri wat tanwini wa nida wa al
- bita fa’alta wa atat wayaf’ali
- Selain isim dan fi’il adalah harfun
- Tanda Fi’il Madhi, Fi’il Amr dan contohnya
- Wal ismu minhu mu’rob wa mabniy
- Wa Mu’robul asmai ma qod salima
- Wa fi’lun amrin wa madhiyyi buniya
- Wa Kullu harfin mustahiqqul lil bina
- War Rof’a wan nasbaj ‘alan I’rooba
- Tanda I’rob Yang Asli dan Tidak Asli
- Penjelasan Asmaus Sittah Menurut Kitab Alfiyah
- Contoh dan Tanda Isim Tatsniyah Rofa’, Nashob dan Jar
- Contoh dan Tanda I’rob Nashob, Rofa’ dan Jar Jamak Mudzakkar Salim
- Syibh Jamak Mudzakkar Salim Menurut Kitab Alfiyah
- Nun Jamak Mudzakkar Salim dan Isim Tatsniyah
2 Komentar