Di dalam nadhoman kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang Nun Jamak Mudzakkar salim dan Nun Tasniyah, sebagaimana tertulis di dalam nadhoman kitab alfiyah ibnu malik dengan nadhoman yang berbunyi wa nuuna majmu’in wa ma bihil tahkhaaqo faftah wa qolla man bikasrihi nathoqo wa nuunu ma tsunniya wal muhaqi bihi bi ‘aksin dzaakas ta’maluuhu fantabih :
وَ نُوْنَ مَجْمُوعٍ وَمَابِهِ الْتَحَقَّ فَافْتَحْ وَقَلَّ مَنْ بِكَسْرِهِ نَطَقَ
Artinya : “Dan Nunnya jamak mudzakkar salim dan lafadz yang mulhaq dengannya itu hukumnya dibaca fathah, dan dihukumi sedikit (qolil) orang yang membaca kasroh.”
وَنُوْنُ مَاثُنِّيَ وَالْمُلْحَقِ بِهِ بِعَكْسِ ذَاكَ اسْتَعْمَلُوهُ فَانْتَبِهْ
Artinya : “Dan Nunnya isim tasniyah dan lafadz yang mulhaq dengannya itu hukumnya sebaliknya, Nunnya jamak mudzakkar (membaca kasroh dihukumi banyak terlaku, dan membaca fathah hukumnya Qoil).”
Penjelasan Nadhoman Menurut Ustadz Hamdani As sidani sebagai berikut :
Nunnya jamak mudzakkar salim dan yang mulhaq itu dibaca fathah Juga ada orang yang membaca kasroh tetapi sedikit. Seperti syair
وَمَاذَاتَبتَغِي الشُّعَرَاءُ مِنِّي وَقَدْجَاوَزْتُ حَدَّ الْاَرْبَعِيْنِ
Artinya : Apa yang diharapkan para penyair dariku sementara usiaku telah melewati empat puluh tahun
Lafadz arba’iini adalah mulhaq dengan jamak mudzakkar salim nunnya dibaca kasroh, adapun nun isim tasniyah dan yang mulhaq itu dibaca sebagian nun jamak mudzakkar salim (dibaca Kasroh). Juga ada yang dibaca fathah tetapi sedikit. Seperti sya’ir
اَعْرِفُ مِنْهَاالْجِيْدَ وَالْعَيْنَانَا وَالْمُنْخَرَيْنَ اَشْبَهَا ظَبْيَانَا
Artinya :
“Saya tahu dari Salma, Leher, Kedua Mata dan dua lubang hidungnya yang menyerupai dua lubang hidung rusa.”
Lafadz ainana dan munkhoroina adalah isim tasniyah dan nunnya dibaca fathah