Di dalam kitab Alfiyah ibnu malik bab kalam terdapat nadhom yang menjelaskan tanda fi’il madhi dan dan fi’il amar, nadhoman tersebut berbunyi Wa Madhiyal ‘Afali bit tamiz Wa Sim Bin nuni fi’lal amri in amrun fuhim. Sebagaimana tertulis dalam tulisan bahasa Arab Sebagai berikut :
Gambar 1.0, Nadhom Fi’il Madhi dan fi’il amr |
Artinya adalah : “Dan fiil madhi itu bisa ditandai dengan ta’ fa’il atau ta ta’nis, dengan nun fi’il amar menunjukkan perintah yang difahami.”
Di dalam syaroh (penjelasan) Kitab Alfiyah Ibnu Malik karya Ustadz Hamdani As Sidani ditulis bahwa Apabila ada Fi’il yang bisa ditemui dengan ta’ fa’il atau ta’ ta’nis yang mati maka fi’il itu disebut fi’il madhi. Contoh 4 kata fi’il madhi dengan tanda ta’ fa’il:
1. (ضَرَبَ) dhoroba menjadi (ضَرَبْتَ) dhorobta,
2. (نَصَرَ) nashoro menjadi (نَصَرْتَ) nashorta
3. (كَتبَ) Kataba menjadi (كَتبْتَ) katabta
4. (دَخَلَ) dakhola menjadi (دَخَلْتَ) dakholta
Contoh 4 kata fi’il madhi dengan tanda ta’ ta’nis yang mati:
1. (ضَرَبَ) dhoroba menjadi (ضَرَبَتْ) dhorobats
2. (نَصَرَ) nashoro menjadi (نَصَرَتْ) nashorots
3. (كَتبَ) Kataba menjadi (كَتَبَتْ) katabats
4. (دَخَلَ) dakhola menjadi (دَخَلَتْ) dakholats
Apabila ada fi’il yang bermakna perintah dan dapat ditemui dengan nun taukid maka fi’il tersebut dinamakan fi’il amr. Seperti idhrib (اِضْرِبْ) yang berarti pukullah bisa ditulis idhribanna (اِضْرِبًنَّ)
Contoh 4 kata fi’il amr dengan tanda nun taukid :
1. (اِيْسِر) isir menjadi (اِيْسِرَنَّ) isironna
2. (اِعلَمْ) I’lam menjadi (اِعلَمَنَّ) I’lamanna
3. (اِفْتَحْ) Iftah menjadi (اِفْتَحَنَّ) Iftahanna
4. (اِنْشَأْ) Insya’ menjadi (اِنْشَأَنَّ) Insyaanna
Syair atau nadhom selanjutnya sekaligus penutup bab Kalam di kitab Alfiyah ibnu Malik berbunyi Wal Amru illam yaku linnuni makhal Fiihi huwasmun nahwu shoh wakhayyahal, sebagaimana tertulis dalam bahasa Arab sebagai berikut :
Gambar 1.1, Wal amru illam yaku linnuni makhal |
Artinya adalah “ Dan kata perintah yang tidak ada tempat untuk nun taukid, maka bisa disebut isim fi’il seperti shoh dan khayyahal “
Penjelasan sayir atau nadhoman tersebut sebagai berikut “Apabila terdapat kalimat yang bermakna perintah tetapi tidak terdapat nun taukid dalam kalimat tersebut, maka kalimat tersebut tidak dinamakan fi’il Amr, bahkan dinamakan isim fi’il amar seperti kata shoh yang berarti (diamlah) dan khayyahal yang berarti (datanglah)