Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang ta’liq dan ilgho’, sebagai berikut wa khushsho bit ta’liqi wal ilgho I ma min qobli hab wal amro hab qod ulzima, kadza ta’allam wa lighoiril madhi min siwahumaj ‘al kulla ma lahuzkina
وَخُصَّ بِا لتَّعْلِيقِ وَالْإِلْغَاءِمَا مِنْ قَبْلِ هَبْ وَالْأَمْرَ هَبْ قَدْ اُلْزِمَا
Artinya : fi’il-fi’il yang terletak setelah lafadz هَبْ (af’alul qulub yang mutashorrif) itu ditentukan dengan ta’liq dan ilgho’, sedang lafadz هَبْ ditetapkan sebagai shigot amr
كَذَا تَعَلَّمْ وَلِغَيْرِ الْمَاضِى مِنْ سِوَاهُمَا اجْعَلْ كُلَّ مَالَهُزْكِنَ
Artinya : begitu pula lafadz تًعَلَّمْ ditetapkan sebagai shigot amr, selainnya fi’il madhi dan selainnya lafadz hab dan ta’allam itu mempunyai hukum seperti fi’il madhi (menashobkan mubtada’ Khobar yang selanjutnya menjadi maf’ulnya).
Penjelasan nadhoman menurut ustadz Hamdani : (qouluhu wa khosh sho bit ta’liqi – kadza ta’allam) af’alul qulub yang selain hab dan ta’allam itu boleh di ta’liq dan di ilfai Adapun hab dan ta’allam tidak boleh di ta’liq dan di ilgho I sebab hab dan ta’allam itu af’alul qulub yang hanya berbentuk fi’il amr. Maka tidak mutashorrif (dho if) karena itu tidak boleh di ta’liq dan di ilghoi
Ta’liq adalah membatalkan ‘amal di dalam lafadznya saja. Tidak di dalam mahalnya. Contoh ظَنَنْتُ لَزَيْدٌ قَائِمٌ lafadz dhonantu tidak bisa beramal kepada lafadz zaidun qoimun di dalam lafadznya karena ada penghalang yaitu lam ibtida’, tetapi dalam mahalnya lafadz zaidun qoimun tetap menjadi maf’ul bagi dhonantu.
Ilghoi adalah membatalkan ‘amal di dalam lafadznya dan mahalnya. Contoh زَيْدٌ ظَنَنتُ قَائِمٌ lafadz dhonantu tidak beramal kepada lafadz zaidun dan qoimun, baik lafadz maupun mahalan. Sebab lafadz dhonantu terletak diantara mubtada’ dan Khobar maka menjadi dhoi’f, atau karena terletak di akhir زَيْدٌ قَائِمٌ ظَنَنْتُ adaoun af’alul shoyyuroh itu juga tidka boleh di ta’liq dan diilgho I sebab maknanya lebih kuat daripada makna afalun qulub, makna af’alush shoyyuroh dapat dinyatakan dengan mata, tetapi makna af’alun qulub tidak dapat dilihat, karena itu af’alush shoyyuroh walaupun ada penghalang atau terletak di tengah atau di akhir, tetap dapat beramal menashobkan.
(qouluhu : wa lighoiril madhi min siwahuma ,,,) af’alun qulub yang selain lafadz hab dan ta’allam yang tidak berbentuk fi’il madhi, fi’il mudhori’ fi’il amr, isim fa’il dan lainnya. Itu juga dapat beramal seperti fi’il madhinya dan dapat dita’liq dan diilgho I. contoh اَظَنُّ زَيْدًا قَائِمًا dan زَيْدٌ اَظَنُّ قَائِمٌ, زَيْدُ قَائِمٌ اَظُنُّ