Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang membaca kasroh pada hamzahnya in, sebagai berikut au hukiyat bil qouli au halat mahal haalin kazurtuhu wa inni dzu amal wakasaruu min ba’di fi’lin ‘uliqo billami ka’lam innahu ladzu tuqo
اَوْ حُكِيَتْ بِالْقَوْلِ اَوْ حَلَتْ مَحَلْ حَالٍ كَزُرْتُهُ وَاِنِّى ذُو اَمَلْ
Artinya : in berada pada kalimat yang diceritakan dengan lafadz yang dicetak dari masdar qoul, in berada pada kalimat yang menjadi qoul,. In berada pada kalimat yang menjadi hal, contoh زُرْتُهُ وَاِنِّى ذُو اَمَلْ artinya sesungguhnya saya berkunjung kepadanya bersamaan sesungguhnya saya punya hayalan.
وَكَسَرُوا مِنْ بَعْدِ فِعْلٍ عُلِّقَا بِاللَّامِ كَاعْلَمْ اِنَّهُ لَذُوْ تُقَى
Artinya : Para ulama’ membaca kasroh pada hamzahnya in yang terletak setelah fi’il yang malanya dibatalkan dengan lam seperti lafadz فَاعْلَمْ اِنَّهُ لَذُوْ تُقَى artinya ketahuilah! Sesunggunya dia adalah orang yang memilik taqwa..
Penjelasan Menurut Ustadz Hamdani As Sidani (au hukiyat bil qouli,,,,) in bersama ma’mulnya apabila dihikayahkan diceritakan dengan lafadz yang keluar dari masdar qoul, hamzahnya juga harus dibaca kasroh, contoh : قَالَ اِنِّى عَبْدُاللّهِ artinya berkatalah sesungguhnya Abdullah. Kecuali apabila tidak dicegahkan, اَخُصُّكَ بِالْقَوْلِ اَنَّكَ فَاضِلٌ maka hamzahnya tidak dibaca kasroh. Juga hamzahnya inna harus dibaca kasroh. Apabila in bersama ma’mulnya menjadi hal, contoh زُرْتُ زَيْدًا وَاِنِّى ذُوْ اَمَلٍ artinya aku berkunjung kepada zaid, dan sesungguhnya saya mempunyai hayalan.
Penjelasan Nadhoman Kedua (wakasaru min ba’di,,, ) Apabila l;afadz inna terletak setelah fi’il yang dita’liq dengan lam atau af’alul qulub, maka hamzahnya juga harus dibaca kasroh. Contoh اِعْلَمْ اِنَّهُ لَذُو تَقَى artinya yakinilah dia adalah seorang yang mempunyai ketaqwaan, lafadz innahu terletak setelah I’lam yang ‘amilnya (menashobkan maf’ul dua), dibatalkan oleh lam yang ada pada lafadz ladzu syaqo, lam ini disebut lam ibtida’ atau lam yang berhak dipermulaan kalam. Setelah diakhirkan maka dapat membatalkan pengamalan fi’il yang ada di mukanya. Karena itu hamzahnya innahu harus dibaca kasroh. Sebab tidak menjadi maf’ulnya lafadz I’lam.
Adapun arti ta’liq dapat anda temukan didalam bab dhonna wa akhwatuha, insya allah ta’ala.