Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang pembuangan ‘Aid pada tiga tempat, yaitu pada dhomir muttashil nashob, pada Jar dengan isim sifat dan sesamanya huruf dengan isim maushul. sebagaimana nadhoman berikut Wal hadzfu indahum katsiirun munjaliy fi ‘aaidin inin tashob bi fi’lin au washfin Kaman narjuwa yahab kadzaka hadzfun ma biwasfikhfidhoo ka anta qodhin ba’da amrin min qodho kadzalladzi jurro bima maushuula jarro kamurro billadzi marortu fahwa barro
وَالْحَذْفُ عِنْدَهُمْ كَثِيْرٌ مُنْجَلِى
فِى عَاءِدٍ اِنِ انْتَصَبْ بِفِعْلٍ اَوْوَصْفٍ كَمَنْ نَرْجُوَ يَهَبْ
Artinya ;.Menurut para ulama’ nahwu, banyak sekali terjadi membuang ‘Aid, yang berupa dhomir muttasil yang terbaca nashob dengan fi’il yang Tam atau sifat, seperti lafadzمَنْ نَرْجُوَ يَهَبْ
كَذَاكَ حَذْفٌ مَابِوَصْفٍ خُفِضَا كَاَنْتَ قَاضٍ بَعْدَ اَمْرٍ مِنْ قَضَى
Artinya : Begitu pula banyak terjadi membuang pada ‘Aid yang dibaca Jar dengan isim sifat seperti lafadz اَنْتَ قَاضٍ, ayng terletak setelah fi’il amr dari madhi قَضَى (فَاقْضِ مَا اَنْتَ قَاضِيْهِ)
كَذَا الَّذِى جُرَّ بِمَاالْمَوْصُوْلَ جَرَّ كَمُرَّ بِالَّذِى مَرَرْتُ فَهْوَ بَرَّ
Artinya : Begitu pula banyak terjadi membuang ‘Aid yang dibaca jar dengan huruf yang sesamnya huruf itu juga mengejarkan pada isim maushul seperti lafadz مُرَّ بِالَّذِى مَرَرْتُ فَهْوَ بَرَّ
Penjelasan menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut : ‘Aid adalah isim dhomir yang rujuk kepada isim maushul, ‘Aid yang berupa dhomir muttashil yang dinashobkan dengan fi’il itu isim sifat, itu kebagian di buang. Contoh : مَنْ نَرْجُوْهُ يَهَبُ artinya barang siapa yang aku harapkan maka ia akan memberi, dan contoh : مَااللّه مَوْلِيْكَ فَضْلٌ artinya sesuatu yang telah diberikan Allah adalah anugrah, aslinya مَااللّه مَوْلِيْكَهُ فَضْلٌ.
‘Aid yang dinashobkan oleh isim sifat boleh dibuang, itu bagi isim maushul selain alif lam, apabila maushulnya itu alif lam. Maka ‘Aidnya tidak boleh dibuang, الضَّارِبُهَا زَيْدٌ هِنْدٌ, dhomir ha’ tidak boleh dibuang, sebab untuk menunjukkan bahwa alif lam yang terdapat pada lafadz الضَّارِبُ itu alif lam maushullah bukan alif lam harfiyyah.
Penjelasan Nadhoman kedua,,, demikian juga boleh membuang ‘aid yang dijarkan oleh isim sifat, اَنْتَ قَاضٍ yang terletak setelah fi’il amr dari lafadz qodho, Iqdhi, maka dibaca فَاقْضِ مَااَنْتَ قَاضٍ , aslinya wallahu a’lam, فَاقْضِ مَااَنْتَ قَاضِيْهِ
Penjelasan Nadhoman ketiga,,, demikian juga bila ada ‘Aid dijarkan dengan huruf jar yang sama dengan huruf jar yang menjarkan isim maushul sama dalam lafadz makna dan muta’allaqnya, maka ‘Aid tersebut boleh dibuang. مُرَّ بِالَّذِى مَرَرْتُ بِهِ, lafadz bihi adalah yang dijarkan huruf yang sama dengan huruf yang mengejarkan isim maushul berupa lafadz لَّذِى . huruf jar ya’ lafadz bihi ta’alluq kepada lafadz murro. Sama dalam lafadznya musytaqnya, maka boleh dibaca مُرَّ بِالَّذِى مَرَرْتُ,
Berbeda lafadz مُرَّ بِالَّذِى اَحْسَنْتُ بِهِ, مُرَّ بِالَّذِى فَرِحْتُ بِهِ, ay فَرِحْتُ بِسَبَبِهِ maka ‘aid tidak boleh dibuang, huruf ya’nya lafadz بِالَّذِى bermakna ilshoq,ba’ nya lafadz bihi bermakna sebab.