Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang khobar mufrod yang mengandung mubtada’ (robith) sebagaimana nadhoman berikut Wa mufrodan ya’tiy wa ya’tiy jumlah khowiyatun ma’na alladzi siiqot lah wa in takun iyyahu ma’nan uktafa biha kanuthqillahu hasbi wa kafa wal mufrodul jaamidu farighun wa in yusytaqqo fahwa dzu dhomirin mustakin
وَ مُفْرَدًا يَأْتِى وَيَأْتِى جُمْلَة حَاوِيَةً مَعْنَى الَّذِى سِيْقَتْ لَه
Artinya ; khobar itu ada mufrod dan adakalanya berupa yang berupa jumlah yang didatangkan dengan mengandung maknanya mubtada’ (robith)
وَاِنْ تَكُنْ اِيَّاهُ مَعْنًى اكْتَفَى بِهَاكَنُطْقِى اللّهُ حَسْبِى وَكَفَى
Artinya : Jika jumlah yang menjadi khobar merupakan keadaan mubtada’. Maka jumlahnya dicukupkan tanda adanya robith seperti lafadz nuthqillahu hasbi,
وَالْمُفْرَدُ الجَامِدُ فَارِغٌ وَاِنْ يُشْتَقَّ فَهْوَ ذُوْضَمِيْرٍ مُسْتَكِنْ
Artinya : Khobar mufrod yang jamid itu lafadznya sepi dari dhomir yang kembali kepada mubtada’ (robith) dan apabila khobar mufrodnya berupa lafadz yang musytaq maka mempunyai dhomir yang tersimpan
Penjelasan menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut khobar ada dua bagian, khobar mufrod dan khobar jumlah, khobar mufrod adalah khobar yang bukan jumlah dan bukan syibh juimlah. Jumlah yang menjadi khobar disyaratkan harus mengandung isim yang menunjukkan mubtada’ (Robith). Adakalanya robith itu berupa dhomir, contoh : الْمُجْتَهِد فَازَ وَزَيدٌ قَامَ اَبُوْهُ , Lafadz Faza adalah jumlah yang mengandung dhomir yang rujuk kepada al mujtahid (الْمُجْتَهِد). Atau berupa isyaroh kepada mubtada’. Contoh وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ artinya dan pakaian taqwa itu adalah kebaikan. Atau mengulangi lafadz mubtada’ contoh : القَارِعَةُ مَا الْقَارِعَةُ
Atau lafadz yang dilalui umum, yang memasukkan mubtada’ contoh زَيْدٌ نِعْمَ الرَّجْلُ
Penjelasan Nadhoman kedua Apabila khobar jumlah itu adalah yang dimaksud oleh mubtada’ di dalam maknanya. Maka mubtada’ mencukupkan dengan jumlah itu saja. Tidak butuh kepada robith. Contoh : نُطْقِى اللّهُ حَسْبِى , lafadz nuthqi menjadi mubtada’. Lafadz allahu hasbi menjadi khobar jumlah. Lafadz allahu hasbi inilah yang dimaksud oleh lafadz nuthqiy. Contoh : قَوْلِى لَااِلَهَ اِلَّااللَّهُ
Penjelasan Nadhoman ketiga Khobar mufrod itu ada dua bagian, ada yang jamid dan ada yang musytaq, khobar mufrod yang jamid itu tidak mengandung dhomir yang rujuk kepada mubtada’ dan tersimpan, apabila khobar itu tidak merupakan isim dhohir. Contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ artinya zaid berdiri. Lafadz qoimun menyimpan dhomir yang rujuk kepada lafadz zaidun ai huwa.