Di dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang Alif Lam pada darurat syair dan alam manqul yang terdapat alif lam. sebagaimana nadhoman berikut Wa lidhtiroorin kabanatil aubari kadza wa thibtan nafsa ya qoisus sariy waba’dhul a’laami ‘alaihi dakholaa lilamkhi ma qod kaana ‘anhu nuqilaa kal fadhli wal kharitsi wan na’maani fadzikru dza wa khadzfuhu siyyani
وَلِاضْطِرَارٍ كَبَنَاتِ الْاَوْبَرِ كَذَا وَطِبْتَ النَّفْسَ يَاقَيْسُ السَّرِى
Artinya ;”begitu pula alif lam ditambahkan karena darurat, syair seperti lafadz بَنَاتِ الْاَوْبَرِ dan lafadz وَطِبْتَ النَّفْسَ يَاقَيْسُ السَّرِى “
وَبَعْضُ الاَعْلَامِ عَلَيْهِ دَخَلَا لِلَمْحِ مَاقَدْكَانَ عَنْهُ نُقِلَا
Artinya : “sebagian dari alam manqul ada yang kemasukan alif lam dengan tujuan untuk memandang pada lafadz asal sebelum dipindah dijadikan nama“
كَالْفَضْلِ وَ الْحَارِثِ وَالنُّعْمَانِ فَذِكْرُذَا وَحَذْفُهُ سِيَّانِ
Artinya : “Seperti lafadz الْفَضْلُ، الْحَارِثُ، النُّعْمَانُ sedang menyebutkan alif lam dan membuangnya itu hukumnya sama.”
Penjelasan menurut Ustadz Hamdani As Sidani untuk nadhoman pertama sebagai berikut : Adalagi alif lam zaidah atau tambahan atau karena dhorurat syi’ir. Maksudnya Syair itu apabila tidak ditambahi alif lam wazanya tidak cocok, seperti alif lam yang ada pada lafadz banatil aubari di dalam syair.
وَلَقَدْ جَنَيْتُكَ اَكْمُؤًا وَعَسَاقِلَا وَلَقَدْ نَهَيْتُكَ عَنْ بَنَاتِ الْاَوبَرِ
Artinya : Sungguh aku telah mematikan untukmu jamur kecil dan jamur besar, dan sungguh aku telah mencegahmu memetik jamur terucuk
Asalnya banati aubaro, dan alif lam yang ada di dalam lafadz wa tibtannafsa di dalam syair.
رَاَيْتُكَ لَمَّا أَنْ عَرَفْتَ وُجُوْهَنَا صَدَدْتَ وَطِبْتَ النَّفْسَ يَاقَيْسُ عَنْ عَمْرٍ
Artinya : Ketika kamu mengetahui ketangguhan dan kekuatanku dalam peperangan serta banyaknya pedang mengenai sasaran, kulihat dirimu berpaling. Wahai Qois dirimu telah rela atas terbunuhnya teman karibmu Amr. (Roshib Bin Syihab Al Yaskuri)
Alif lam pada lafadz an nafsa itu zaidah, sebab tamyiz itu harus nakiroh.
Penjelasan Nadhoman kedua dan ketiga sebagian dari alam manqul itu ada yang diberi alif lam zaidah, tujuannya memandang makna asal dari alam tersebut, contohnya ada orang bernama fadlun, makna asalnya utama, kemudian diberi alif lam zaidah, lalu dibaca alfadhlu agar orang itu menjadi utama, dan orang bernama haris, makna asalnya petani, lalu di baca al haris agar orang itu hidup menjadi petani, dan orang bernama nu’man, makna asalnya adalah darah, lalu dibaca an nu’man (النُّعْمَان) agar orang itu kulitnya berwarna merah.
Kemudian membuat alif lam ini tidak sama saja, artinya membuat alif lam tidak menunjukkan ma’rifat dan membuang alif lam lafadz tersebut tetap ma’rifat. Sebab sudah menjadi alam.