Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang Isim Isyaroh untuk dzaini dan taini yang ditasydidkan. sebagaimana nadhoman berikut wannuunu min dzaini wa taini syuddida aidhon wa ta’widhun bidzaka qushida, jam’u lladzil uula alladziina muthlaqon wa ba’dhuhum bil waawi rof’an nathoqo
وَالنُّونُ مِنْ ذَيْنِ وَ تَيْنِ شُدِّدَا اَيْضًا وَ تَعْوِيضٌ بِذَاكَ قُصِدَا
Artinya : dan nun dari dzaini dan taini itu ditasydidkan juga dan dimaksudkan dengan tasydid itu untuk menggantikan
جَمْعُ الَّذِى الْاُوْلَى الَّذِيْنَ مُطْلَقَا وَبَعْضُهُمْ بِالْوَاوِ رَفْعًانَطَقَا
Artinya : Jama‘ lafadz alladzi (الَّذِيْ) , uulaa (الْأُولَى) dan alladziina (الَّذِيْنَ) adalah mutlak, Dan sebagian ‘Ulamā’ mengucapkan dengan wawu pada I’rob rofa’nya
Penjelasan menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut : Isim isyaroh dza dan ta’ apabila di tasniyahkan, nunnya boleh diberi tasydid, maka boleh dibaca ذَانِّ، تَانِّ , waktu rofa’ ذَيْنِّ, تَيْنِّ , waktu nashob dan jer sama dengan nun tasniyahnya alladzi (الَّذِى ) dan allati (الَّتِي) , tasydid tersebut sebagai ganti huruf ya’ yang dibuang dari lafadz dza dan ta, al ladzi (الَّذِى) dan al lati (الَّتِى) ketika akan ditasniyahkan, yaitu huruf alif dari lafadz dza dan ta, dan huruf ya’ dari lafadz al ladzi (الَّذِى) dan al lati (الَّتِى)
Lafadz aula dan alladzina itu menjadi jamak bagi lafadz alladzi, baik ketika I’rob rofa’, I’rob nashob dan I’rob jar. Tetapi di baca alladziina, tetapi sebagian ulama’ ada yang berpendapat bahwa alladzina, ketika I’rob rofa’ memakai huruf wawu. Seperti syairnya ibnu harbin
نَحْنُ الَّذُوْنَ صَبَّحُوا صَبَّاحَا يَوْمَ النُّخَيْلٍ غَارَةً مِلْحَاحَا artinya kami adalah orang-orang yang bangun di pagi hari pada hari perang ketika banyak musuh yang sangat menyusahkan