Berikut adalah daftar isi materi bahasa Arab di Website khoiri.com, apabila saudara ingin berpindah dari satu materi ke materi yang lain, misal setelah mempelajari fi’il madhi ingin membaca tentang jamak taksir atau mubtada khobar, maka anda bisa memilihnya pada menu dropdown di bawah, semoga bermanfaat.
Apa itu Fi’il Mudhori’?
Fi’il adalah kata kerja, fi’il adalah kata yang penggunaannya dalam kalimat terikat waktu tertentu, adapun pengertian fi’il mudhori’ adalah kata kerja yang menunjukkan aktivitas atau perbuatan yang sedang atau akan terjadi, Tanda fi’il mudhori’ yaitu diawali dengan huruf mudhoro’ah yaitu hamzah, ya’, nun dan ta’. dan disingkat anaitu.
Berikut 12 Contoh fi’il mudhori’ :
- يَيْفَعُ artinya sedang mendekati baligh,
- تَعَلَّمَ artinya kamu sedang mengajar
- .اَكْتُبُ artinya saya sedang menulis,
- يَأْمُلُ artinya si sedang mengharapkan,
- يَأْدِمُ artinya sedang mengabadikan,
- يَضْرِبُ artinya sedang memukul,
- يَفْتَحُ artinya sedang membuka.
- يَمُدُّ artinya sedang memanjangkan,
- يَسْرِي artinya sedang berjalan,
- يَصُوْنُ artinya sedang mempertahankan,
- يَئِدُ artinya sedang mengubur hidup-hidup,
- يَعِدُ artinya sedang berjanji,
Bagaimana Cara Membuat Fi’il Mudhori’?
Sebagaimana telah dituliskan di pengertian di atas bahwa penulisan fi’il mudhori’ diawali oleh huruf mudhoro’ah, yaitu hamzah, ya’ nun dan ta’ atau disingkat anaitu, huruf mudhoro’ah tersebut berfungsi sebagai kata ganti (dhomir) dalam bahasa Arab. maka cara membuat fi’il mudhori’ harus di awali dengan keempat huruf mudhoro’ah. misalnya dia laki-laki menulis, maka fi’il mudhori’nya berbunyi yaktubu,atau kamu laki-laki menulis maka fi’il mudhori’nya berbunyi taktubu.
Adapun Contoh penulisan huruf mudhoro’ah pada kata rodhiya dan ba’a sebagai berikut :
Gambar 1.0 Penulisan fi’il mudhori dengan dhomir huwa dan hiya |
Gambar 1.1. Penulisan Fi’il Mudhori’ dengan dhomir anta, anti, ana dan nahnu |
Baca Juga :
Contoh Kalimat Fi’il Mudhori’
Berikut adalah 5 contoh kalimat dengan fi’il mudhori, adapun warna warna kuning kami berikan untuk menandai kalimat yang menunjukkan fi’il mudhori
- نَحْنُ نَبِيْعُ كِتَابً فِى الْمَدْرَسَةِ artinya kami membeli buku di sekolah
- اَنَا اَكْتُبُ فِى الْفَصْلِ artinya Saya menulis di kelas
- اَنْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِى الْمَسْجِدِ artinya Kamu membaca al qur’an di masjid
- هُوَ يَذْهَبُ اِلَى الْمَدِيْنَةِ artinya dia laki-laki pergi ke kota
- نَحْنُ نَرْضَى زَيْدًا artinya Kami meridhoi zaid
Baca Juga :
Contoh percakapan menggunakan fi’il mudhori’ di dalam kelas
Berikut adalah 4 contoh kalimat percakapan dengan fi’il mudhori’, adapun warna kuning kami berikan untuk menandai kalimat yang menunjukkan fi’il mudhori.
- مَاتَكْتُبُ فِى الكِتَاب يَامُحَمَّد Artinya Apa yang kamu tulis di buku wahai muhammad?
- اَكْتُبُ العربى فِى الكِتَب Artinya Saya sedang menulis bahasa arab di buku
- يَامدرس مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْأَن فى الْفَصْل؟ Artinya Wahai guru, siapa yang mengajarkan alquran di kelas?
- استاذ مُحَمّد، هو يَتَعَلّمُ الْقُرْأَن فِى الْفَصْل Artinya Ustadz Muhammad yang mengajarkan al-Qur’an di Kelas
Baca Juga :
Contoh Kalimat Fi’il Mudhori Dalam Surat Yasin
Adapun contoh kalimat fi’il dalam surat Yasin kami berikan warna kuning supaya lebih memudahkan dalam mempelajari fi’il mudhori’. Berikut adalah 5 contoh kalimat fi’il mudhori’ dalam Al Qur’an surat Yasin
- تَنزِيْلَ العَزِيْزِالرّحِيْمِ (Qur’an Surat Yasin Ayat ke 5) tanziila merupakan fi’l mudhori’ dengan dhomir anta pada Al Qur’an Surat Yasin ayat ke 5.
- لِتنْذِرَقَوْمًامّااُنْذرَ (Qur’an Surat Yasin Ayat ke 6) tunziiro merupakan fi’il mudhori’ dengan dhomir anta pada Al Qur’an Surat Yasin ayat ke 6.
- عَلى اَكْثرِهمْ فَهُمْ لاَيُؤْمِنُوْنَ (Qur’an Surat Yasin Ayat ke 7) akasarihim dan yu’minuun adalah fi’il mudhori’, pada Al Qur’an Surat Yasin ayat ke 7.
- فَاَغْشَيْنَهُمْ فَهُمْ لاَيُبْصِرُوْن (Qur’an Surat Yasin Ayat ke 9) aghsyainahum dan yubsiirun adalah fi’il mudhori’ pada Al Qur’an Surat Yasin ayat ke 9.
- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْن (Qur’am Surat Yasin Ayat ke 10) tundzirhum dan yu’minuun adalah fi’il mudhori’ pada Al Qur’an Surat Yasin ayat ke 10.
Tanda I’rob Nashob pada Fi’Il Mudhori’
Di dalam nadhoman kitab imriti bab I’rob fi’il tertulis nadhom atau syair sebagai berikut rof’ul mudhori’I lladzi tajarroda’an nashibin wa jazimin taabbada, ditulis dalam tulisan arab sebagai berikut
رَفْعُ الْمُضَارِعِ الَّذِى تَجَرّدَ عَنْ نَاصِبٍ وَجَازِمٍ تَأَبَّدَ
Artinya : “Fi’il mudhori’ itu selamanya harus dibaca rofa’, selama tidak kemasukan amil yang menashobkan dan amil yang menjazemkan.”
Fiil mudhori’ harus dibaca rofa’ (diberi tanda dhommah), selama tidak kemasukan amil nashob dan amil jazem. Contoh yaktubu (يَكْتُبُ) , yajlisu (يَجْلِسُ), yadzhabu (يَذْهَبُ)
Adapun fi’il mudhori’ bisa dibaca nashob (diberi tanda fathah di akhir kata) karena terdapat amil yang menashobkan fi’il mudhori’, Tertulis dalam nadhoman syair di bawah ini tentang amil yang menashobkan fi’il mudhori’
Fanshib bi Asyrin wa hiya an wa lan wa kay # Kadza idzan in shuddirot wa lamu kay
Wa lamu jakhdin wa kadza hatta wa aw # wal wawu wa alfa fi jawabin qod ‘anau
Bihi jawaban ba’da nafyin au tholaba # Ka la Tarum ‘Ilman wa tatsrukat ta’ab
Tulisannya dalam bahasa arab sebagai berikut
فَانْصِبْ بِعَشْرٍ وَهِيَ أَنْ وَلَنْ وَكَيْ كَذَا إِذَنْ إِنْ صُدَّرَتْ وَلَامُ كَيْ
وَلَامُ جَحْدٍ وَكَذَا حَتَّى وَاَوْ وَالْوَاوُ وَالْفَا فِى جَوَابٍ قَدْ عَنَوْا
بِهِ جَوَابًا بَعْدَ نَفْىٍ أَوْ طَلَبْ كَلَا تَرُمْ عِلْمًا وَ تَتْرُكَ التَّعَبْ
Artinya : “Amil yang menashobkan fi’il mudhori’ itu ada sepuluh, seperti أَنْ, لَنْ, كَىْ, إِذَنْ, لاَمُ كى,لاَمُ جُحْدٍ, حَتَّى, أَوْ, wawu jawab, fa’ jawab yang menjadi jawab yang terletak setelah nafi atau tholab seperti lafadz : لاَتَرُمْ عِلْمًاوَتَتْرُكَ التّعَبْ (Janganlah mencari ilmu bersamaan tidak mau melakukan jerih payahnya)
Sehingga dengan memahami nadhoman imrithi tersebut diketahui bahwa amil yang bisa menashobkan fi’il mudhori’ ada sepuluh huruf, yaitu أَنْ, لَنْ, كَىْ, إِذَنْ, لاَمُ كى,لاَمُ جُحْدٍ, حَتَّى, أَوْ, wawu jawab, fa’ jawab .
Contoh penerapan amil nawashib di fi’il mudhori’
Huruf أَنْ
contoh fil mudhori’ yang berubah tandanya menjadi nashob pada kalimat وَحَسِبُوااَنْ لاَتَكُوْنَ فِتْنَة
Huruf لَنْ
contoh kalimat yang menggunakan fi’il mudhori’ dan tandanya menjadi nashob karena Huruf لَنْ terdapat pada kalimat
contoh : لَنْ تَضْرِبَ (lan tadhriba) artinya kamu tidak akan memukul
لَنْ يَقُوْمَ (lan yaquma) artinya dia tidak akan berdiri
Huruf كَى
contoh kalimat yang menggunakan fi’il mudhori’ dan tandanya menjadi nashob karena huruf كَى terdapat pada kalimat
contoh : كَيْمَايَضُرَّوَيَنْفَعْ
Huruf إِذَنْ
contoh kalimat yang menggunakan fi’il mudhori’ dan tandanya menjadi nashob karena huruf إِذَنْ terdapat pada kalimat
contoh : إِذَنْ أُكْرِمُكَ
Di dalam Al qur’an surat An-Nisa Ayat 53
فَإِذَنْ لاَيُؤْتُوْنَ النَّاسَ نَقِيْرًا
Huruf لاَمُ كَىْ
contoh kalimat yang menggunakan fi’il mudhori’ dan tandanya menjadi nashob karena huruf لاَمُ كَىْ terdapat pada kalimat
Contoh :
جِئْتُكَ كَى أَزُوْرُكَ
Huruf حَتَّى (khatta)
contoh kalimat yang menggunakan fi’il mudhori’ dan tandanya menjadi nashob karena huruf Huruf حَتَّى (khatta) terdapat pada kalimat
Contoh :
أَسْلِمُ حَتَّى تَدْخُلَ الْجَنَّةَ Artinya (Masuklah pada agama islam supaya masuk surga)
Tanda I’rob Jazm pada fi’il mudhori;
Sebagaimana tertulis pada nadhoman imrithi bahwa terdapat i’rob jazem pada fi’il mudhori’, Tanda I’rob jazm pada kalimat fi’il mudhori’ adalah terdapatnya sukun di akhir kata, menghilangkan huruf illat dan nun. sebagaimana tertulis dalam nadhoman imrithi wal jazmu fil af’ali bis sukuni au khadzfi harfin ‘illatin au nuunin, sebagaimana tertulis dalam bahasa arab sebagai berikut :
وَالجَزْمُ فِى الأَفْعَالِ بِالسُّكُوْنِ أَوْحَذْفِ حَرْفِ عِلَّةٍ أَوْنُونٍ
Artinya : “I’rob jazm yang tertentu masuk pada fi’il itu memiliki tiga tanda, yaitu sukun, membuang huruf ‘ilat dan membuang nun.”
Berdasarkan nadhoman kitab imrithi di atas, I’rob Jazm mempunyai 3 tanda, yaitu “
1. Sukun
2. Membuang huruf ‘ilat
3. Membuang nun rofa’
3 Contoh kalimat yang menjazmkan fi’il mudhori’ (jazmul fi’il mudhori’) di dalam Al Qur’an
- لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُلَدْ Artinya tidak beranak dan tidak diperanakkan. harfun lam membuat yalid bertanda sukun sebagai tanda i’rob jazm.
- اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيْلٍ Artinya “Bukankah dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?”. Harfun lam membuat yaj’al bertanda sukun sebagai tanda i’rob jazm.
- اَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ Artinya : “Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata.” Harfun lam membuat yaj’al bertanda sukun sebagai tanda i’rob jazm.
Baca Juga :
2 Komentar