Saudara bisa berpindah ke materi hadits arba’in nawawi yang lain, semisal hadits arba’in pertama atau kedua atau yang lainnya dengan mengklik menu dropdown “Materi Hadits Arba’in” semoga membantu anda.
Hadits ke Dua Puluh Sembilan dari Kitab Hadits Arba’in Nawawi tentang perkara yang menyebabkan orang masuk surga dan masuk neraka, Rosulullah juga menjelaskan tentang pintu-pintu surga, yaitu bersedekah, berpuasa dan sholat di tengah malam (sholat tahajjud).
Sholat menurut rosululllah adalah tiangnya agama, jadi sholat menduduki posis yang urgent di dalam beribadah, di dalam redaksi hadits yang lain disebutkan bahwa apabila seseorang baik sholatnya, maka baik pula amalan lainnya, namun apabila seseorang buruk amalan sholatnya, maka buruk pula amalan yang lain. Sedangan berjuang atau berjihad adalah puncak amalan dalam islam.
Perjuangan atau jihad harus dilakukan apabila umat islam diperangi atau dibinasakan oleh orang lain, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat dan nabi dalam perang badar, apabila mereka tidak berjihad mengangkat senjata maka mereka akan dibinasakan oleh pasukan abu lahab dan kawan-kawannya, atau ketika zaman perang kemerdekaan Indonesia, apabila kita tidak berjihad melawan tentara belanda, mungkin sampai saat ini kita masih dijajah oleh Belanda.
Berikut redaksi hadits ke dua puluh sembilan dari kitab hadits arba’in nawawi disertai dengan tulisan latin dan artinya
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّه تَعَالَى عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ ». ثُمَّ قَلاَ : { تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ المَضَاجِعِ } { حَتَّى بَلَغَ } { يَعْمَلُوْنَ }
ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ.
قَالَ « رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ ». ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ « كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ « ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ قاَلَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Tulisan latin : ‘an mu’adzibni jabali rodhiyallahu ‘anhu qola qultu ya rosulallahi akhbirniy bi’amali yudkhilunil jannata wa yuba’’iduniy ‘aninnari qola laqod sa alta ‘an ‘adhimi wa innahu layasirun ‘ala man yassarohullahu ta’alay ‘alaihi ta’budullaha la tusyriku bihi syai an wa tuqimush sholaata wa tu’tiz zakata wa tashumu romadhona wa takhujjul baita tsumma qola ala adullaka ‘ala abwabil khoirish shoumu junnatun wash shodaqotu tuthfi ul khothiata kama yuthfiul maa un naro wa sholaatut tojuli fi jaufil laili, tsumma qola tatajafa junubuhum ‘anil madhoji’I khatta balagho ya’lamuuna tsumma qola alaa akhbiruka biro’sil amri wa’amudihi wa dzir wati sanamihi, qultu bala ya rosululallahi, qola ro’sul amril islaamu wa ‘amuduhush sholaatu wa dzir watu sanamihil jihaadu, tsumma qola ala akhbiruka bimalaaki dzalika kulliji, qultu bala ya rosululallahi qola fa akhodza bilisanihi qola kuffa ‘alaika hadza faqultu, ya nabiyyallahi wa inna lamua khodzuna bima natakallamu bihi faqola tsakilatka ammuka wa hal yakubbun nasa fin naari ‘ala wujuhihim au qola ‘ala manakhirihim illa khashoidu alsinatihim rowahut tirmidzi wa qola haditsun hasanun shohihun)
Artinya : Dari Mu’az bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga? Puasa adalah benteng, Shodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamul lail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku bertahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya? aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda, Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? beliau bersabda, Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau: diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. (Riwayat Turmudzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)
Mengutip tulisan Dr, Muh Mu’idunillah Bashri, Berikut 5 isi atau kandungan hadits bukhori dan muslim di atas :
- Perhatian sahabat yang sangat besar untuk melakukan amal yang dapat memasukkan mereka ke surrga.
- Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap kalian dengan amalnya”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke surga selama Allah belum menerimanya dengan karuniaNya dan Rahmat-Nya.
- Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajiban adalah sebab masuknya seseorang ke dalam surga.
- Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
- Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya.