Menu

Mode Gelap
Bentuk jamak kata (فِنَاءٌ) finaun di bahasa Arab adalah … Bentuk jamak kata (مَنْهَجٌ) manhajun di bahasa Arab adalah … Bentuk jamak kata (فَرْعٌ) far’un di bahasa Arab adalah … Bentuk jamak kata (هَيْكَلٌ) haikalun di bahasa Arab adalah … Bentuk jamak kata (وَظِيْفَةٌ) Wadhifatun di bahasa Arab adalah … Arti Kata Berberani-berani Menurut KBBI dan Contoh Kalimat

Al Qur'an

Asbabun Nuzul Surat Adh Dhuha Berdasarkan Kitab Tafsir Jalalain

khoiribadge-check

Asy Syaikhani atau Imam Bukhari dan Imam Muslim serta selain keduanya, semuanya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui jundab yang telah menceritakan bahwa Nabi SAW mengalami sakit karena itu beliau tidak melakukan sholatul lail selama semalam atau dua malam. Lalu datang kepadanya seorang wanita seraya berkata: “Hai Muhammad, aku tidak berpendapat lain kecuali aku yakin bahwasanya setanmu itu telah meninggalkanmu”. maka Allah menurunkan firman-Nya:

“Demi waktu Dhuha dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu”. (Al-Quran surat Adh Dhuha ayat 1-3)

Imam said Ibnu Mansyur dan imam Faryabi telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Jundab yang telah menceritakan bahwa malaikat Jibril sudah cukup lama tidak muncul kepada Nabi SAW. Maka orang-orang musyrik mengatakan: ”Muhammad telah ditinggalkan”. lalu turunlah ayat tadi.

Imam Hakim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Zaid Ibnu Arqom rodhiyallahu’an yang telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW tinggal selama beberapa hari tanpa ada wahyu yang turun kepadanya. Maka Ummu Jamil (istri Abu Lahab) mengatakan: ”Aku tiada berpendapat melainkan bahwa temanmu itu (yakni malaikat Jibril) telah meninggalkanmu dan membencimu”. lalu Allah menurunkan firman-nya:

Demi waktu Dhuha” (Al Qur’an Surat Adh Dhuha ayat 1)

Imam Tabrani dan Imam Ibnu Abu Syaibah Di dalam kitab musnadnya juga imam Al Wahidi serta lain-lainnya semuanya telah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang didalamnya terdapat seorang perawi yang identitasnya masih belum dikenal. Hadis ini diketengahkan melalui hafiz Ibnu Masirah al-quraisy, kemudian Hafs menerimanya dari ibunya, Ibu Hafz menerimanya dari ibunya yang bernama khaulah. Khaulah ini menjadi pelayan Rasulullah SAW, ia telah menceritakan bahwa ada seekor anak anjing memasuki rumah Nabi SAW, lalu anak anjing itu memasuki kolong ranjang beliau, dan anjing itu mati di situ. Maka Nabi SAW tinggal selama 4 malam tanpa ada suatu wahyu pun yang turun kepadanya.

Nabi SAW berkata”hai, Khaulah apakah gerangan yang terjadi di dalam rumah Rasulullah? Jibril sudah cukup lama tidak berkunjung kepadaku”. kemudian aku berkata di dalam hati seandainya aku bersihkan terlebih dahulu rumah ini alangkah baiknya sekarang aku menyapu rumah lalu aku membungkukkan badanku untuk membersihkan bawah kolong ranjang dengan sapu, lalu aku mengeluarkan bangkai anak anjing dari kolong ranjangnya.

Ketika Nabi SAW datang tiba-tiba tubuhnya bergetar sehingga pakaian jubah yang disandangnya pun ikut bergetar, sesungguhnya Nabi SAW apabila turun wahyu kepadanya maka tubuhnya tampak gemetar, lalu Allah SWT menurunkan firmannya :

“Demi waktu Dhuha”. (Adh Dhuha ayat 1)

Lalu hati kamu menjadi puas”. (Adh Dhuha ayat 5)

Sehubungan dengan hadis di atas Al Hafiz Ibnu Hajar memberikan komentarnya bahwa kisah mengenai terlambatnya malaikat Jibril disebabkan adanya anak anjing. Hadis mengenai kisah ini sudah terkenal, hanya saja keadaan hadits tersebut kalau dianggap sebagai asbabun nuzul ayat ini, maka hal ini ghorib (aneh) bahkan syadz dan ditolak karena ada bukti yang menyanggahnya di dalam kitab shohih.

Imam Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Abdullah Ibnu Syaddad, bahwa Siti Khodijah telah berkata kepada Nabi SAW.: ”Sesungguhnya aku melihat bahwa tiada lain tuhanmu telah meninggalkan kamu”. lalu turunlah ayat tersebut

Imam Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadits lainnya melalui Urwah yang telah menceritakan bahwa malaikat Jibril terlambat datang kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW merasa sangat berduka cita. selanjutnya Siti Khadijah berkata: ”Sesungguhnya aku memandang bahwa tuhanmu membencimu karena sikapmu yang selalu kelihatan berduka cita itu”. lalu turunlah ayat tersebut

Ketua hadis tersebut perawinya adalah orang-orang yang dapat dipercaya, dan predikat kedua hadis tersebut sama-sama mursalnya, al-Hafiz Ibnu Hajar memberikan komentarnya: ”Menurut pendapat yang kuat ialah bahwa masing-masing dari Ummu Jamil dan Siti Khodijah benar-benar telah mengatakan hal tersebut. Hanya saja Ummu Jamil mengatakannya atas dorongan kebencian sedangkan Siti Khadijah mengatakannya karena ikut berduka cita.

Imam Tabrani dalam kitab Al Ausatnya telah mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: ”Telah ditampakkan kepadaku apa-apa yang telah dapat ditaklukan oleh umatku sesudahku, lalu aku gembira melihatnya”. maka Allah menurunkan firman-Nya”

Dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia”. (Al Qur’an Surat Adh Dhuha ayat 4)

Sanad hadis ini berpredikat hasan atau baik.

Imam hakim dan imam Baihaqi di dalam kitab Ad-Dala’ilnya serta imam Tabrani dan juga lain-lainnya, semuanya telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa telah ditampakkan kepada Rasulullah SAW, kawasan-kawasan yang akan ditaklukan oleh umatnya nanti yakni kota demi kota; melihat hal tersebut hati Rasulullah SAW senang, maka Allah segera menurunkan firmannya:

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas (Al-Quran surat Adh Dhuha ayat 5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Wa ma adroka mal khutomah artinya

1 Juli 2025 - 09:49 WIB

Kalla layunbadzanna fil khutomah artinya

1 Juli 2025 - 09:39 WIB

Yahsabu anna ma lahu ahladah artinya

26 Juni 2025 - 14:26 WIB

Al ladzi jama’a malan wa’ad dadah artinya

17 Juni 2025 - 08:35 WIB

Wailul likulli humazatil lumazah artinya

17 Juni 2025 - 08:20 WIB

Trending di Al Qur'an