Di dalam kitab alfiyah ibnu malik terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang lafadz yang musytaq dari masdar qoul seperti Dhonna. Sebagaimana nadhoman berikut wa ujriyal qoulu kadhonni muthlaqon ‘inda sulaimin nakhwu qil dza musyfiqon
وَاُجْرِيَ الْقَوْلُ كَظَنٍّ مُطْلَقًا عِنْدَ سُلَيْمٍ نَحْوُ قُلْ ذَا مُشْفقَا
Artinya : mengikuti bani sulaim, lafadz yang musytaq dari masdar qoul itu dilakukan seperti lafadz ظَنَّ secara mutlak (tanpa harus memenuhi syarat di atas), قُلْ ذَا مُشفِقًا
Penjelasan menurut ustadz Hamdani as sidani sebagai berikut : menurut pendapat ulama’ bani Sulaim, lafadz yang musytaq dari Masdar qoul itu dilakukan seperti lafadz yang musytaq dari mashdar dhonna di dalam makna dan amalnya secara muthlaq (dapat beramal menashobkan maf’ul dua tanpa syarat apa-apa). contohnya seperti lafadz قُلْ ذَا مُسْفِقًا (artinya katakanlah sesungguhnya lelaki ini penyayang), lafadz dza menjadi maf’ul awal, lafadz musyfiqon menjadi maf’ul tsaniy, dan lafadz anta qolun zaidan ‘aliman اَنْتَ قَائِلٌ زَيْدًا عَالِمًا, اَنْتَ تَقُوْلُ عَمْرًا جَهِلًا