Saudara bisa berpindah ke materi hadits arba’in nawawi yang lain, semisal hadits arba’in pertama atau kedua atau yang lainnya dengan mengklik menu dropdown “Materi Hadits Arba’in” semoga membantu anda.
Hadits Ke dua Puluh Delapan dari Kitab Hadits Arba’in Nawawi tentang wasiat rosulullah kepada umat islam, Rosulullah berwasiat supaya umat islam tetap bertaqwa kepada Allah SWT, tunduk dan menjalankan segala aturan islam sesuai yang diajarkan oleh Rosulullah, Rosul berwasiat supaya kita meniru, meneladani ajaran rosulullah dan para khulafaur Rosyidin,
Khulafaur Rosyidin adalah 4 kholifah atau pemimpin setelah Rosulullah, yaitu Umar bin Khottob, Aliy bin Abi Tholib, Utsman bin Affan, dan Abu Bakar Ash Shiddiq. Mungkin kita tidak mengetahui secara detail kehidupan mereka, namun kita bisa membaca perjalanan hidup mereka, sikap dan pola fikir mereka dari berbagai sirah kenabian .
Rosul berwasiat supaya kita tidak melakukan bid’ah, yaitu mengadakan-adakan kegiatan agama yang tidka dicontohkan rosulullah, seperti adzan bukan dengan bahasa arab, sholat bukan dengan bahasa arab dan sebagainya. Sebagaimana kita tahu bahwa pernah terjadi kejadian adzan dengan bahasa turki, dan sholat dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.
Berikut redaksi hadits ke dua puluh delapan dari kitab hadits arba’in nawawi disertai dengan tulisan latin dan artinya
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرِفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ ,وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ,وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ)
Tulisan Latin : ‘an abiy najihil ‘irbadhibni sariyata rodhiyallahu ta’alaa ‘anhu qola : wa ‘adhona rosulullahi shollallahu ‘alaihi wa sallama mau’idhotu muwadda’un fa aushina qola aushikum bitaqwallahi ‘azza wa jalla, was sam’I wath tho’ati wa in ta ammaro ‘alaikum ‘abdun fa innahu man ya’isy minkum fasayarokh tilafan katsiron fa’alaikum bisunnatiy wa sunnatil khulafaa ir rosyidinal mahdiyyina ‘adhdhu ‘alaiha bin nawajidzi, wa iyyakum wa mukhdatsatil amuri fa inna kulla bid’atin dholalatun (rowahu abu dawud wat turmudziy wa qola haditsun hasan shohih).
Artinya : Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Mengutip tulisan Dr, Muh Mu’idunillah Bashri, Berikut 5 isi atau kandungan hadits bukhori dan muslim di atas :
- Bekas yang mendalam dari nasehat Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan Allah ta’ala.
- Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at kepada pemerintah selama tidak terdapat di dalamnya maksiat.
- Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena di dalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan dan perpecahan.
- Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena di dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama (bid’ah) yang tidak memiliki landasan dalam agama.