Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang susunan kalimat pada dhomir muttashil dan munfashil sebagai berikut wa qoddimil akhoshsho fit tishooli wa qoddi man ma syi’ta fin fishooli.
وَقَدِّمِ الْاَخَصَّ فِى اتِّصَالِ وَقَدِّ مَنْ مَاشِئْتَ فِى انْفِصَالِ
Artinya : Dan di dalam dua dhomir yang sama derajat kekhususannya, maka tetapkanlah dhomir yang kedua dhomir munfashil, sedang apabila tunggal dalam derajatnya maka yang kedua dhomir muttashil.
Penjelasan Menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut :
Dhomir itu ada yang akhos (lebih khusus) dan ada yang tidak akhos, dhomir takallum itu lebih akhos daripada dhomir khitob, dhomir khitob itu lebih akhos daripada dhomir ghoibah, apabila ada dua dhomir kumpul dan sama-sama muttashil di dalam susunannya maka harus mendahulukan yang akhos, contoh : الدِّرْهَمَ اَعْطَيْتُكَهُ , tidak dibaca اَعْطَيْتُهُكَ, dan apabila terdapat kumpulan dhomir muttashil dan munfashil yang kedua dhomir munfashil maka hukum akhos tidak dipentingkan, yang penting dhomir dhomir muttashil harus didahulukan walaupun tidak akhos, contoh : الدِّرْهَمَ اَعْطَيْتُكَ اِيَّاهُ, boleh dibaca اَعْطَيْتُهُ اِيَّاكَ sebab tidak ada keraguan bahwa dirham yang diberikan bukan kamu yang diberikan kepada dirham, kecuali apabila terdapat keraguan, maka harus mendahulukan dhomir yang menjadi fa’il pada makna, Contoh : zaid dan kamu, apabila zaid yang diberikan kepada mu, maka harus dikatakan زَيْدًا اَعْطَيْتَكَ اِيَّاهُ , dhomir kaf menjadi fa’il di dalam makna yang menerima pemberian berupa zaid, dan apabila kamu yang diberikan kepada zaid maka harus dikatakan زَيْدًا اَعْطَيْتُهُ اِيَّاكَ