Nadhoman baris ke empat dalam bab kalam di alfiyah berbunyi Bita fa’alta wa atat wayaf’ali, wa nuni aqbilanna fi’lun yan jalli, dalam tulisan arabnya sebagai berikut :
Gambar 1.0 Syair dalam tulisan arab |
Artinya adalah “Dengan ta’ pada lafadz fa’alta, dan atats, dan ya’ pada If’ali, dan nun pada lafadz aqbilanna kalimat fi’il bisa dibedakan secara jelas.”
Apabila terdapat kalimat yang dapat ditambahi dengan ta’ fa’il atau ta’ ta’nis yang mati atau ya’ muannas mukhotobah, atau nun taukid maka kalimat tersebut adalah kalimat fi’il, contoh kata dhoroba ضربَ , dikatakan kalimat fi’il sebab bisa ditambahi dengan ta’ fail atau ta’ ta’nis yang mati lalu dibaca dhorobta (ضَرَبْتَ) atau dhorobat (ضَرَبَتْ)
Contoh lainnya adalah idhrib (اِضْرِبْ) yang juga disebut kalimat fi’il sebab bisa ditemukan ya’ mu’annas mukhotobah atau nun taukid kemudian dibaca idhribi (اِضْرِبِى), idhriban (اِضْرِبَنْ), idhribanna (اِضْرِبَنَّ)
Nadhoman kitab alfiyah ibnu malik yang tertulis dalam gambar 1.0 di atas dapat membantu menjelaskan tentang tanda kalimat fi’il, dimana dengan adanya tanda tersebut maka fi’il bisa dibedakan secara jelas dengan isim dan harfun, dimana tanda atau ciri-ciri kalimat fi’il ada 4 yakni
1. Terdapat ta’ fa’il
2. Terdapat ta’ ta’nis
3. Terdapat ya’ mu’annas mukhotobah
4. Terdapat nun taukid
Penjelasan lebih detailnya sebagai berikut
1.) Ta’ Fa’il
Kalimat fi’il bisa di tandai dengan ta’ fa’il sehingga dengan adanya ta’ fa’ll, maka fi’il bisa dibedakan dengan mudah dengan isim dan huruf
Contoh ta’ fa’il yang lain seperti (نَصَرْتَ) (nashorta) kamu telah menang
(رَمَيْتَ)(romaita) kamu telah melempar
,(غَزَوْتَ)(ghozauta) kamu telah menaklukkan
,(يَسَرْتَ)(yasarta) kamu telah mempersilahkan
, (ذَهَبْتَ) (dzahabta)kamu telah pergi
2.) Ta’ ta’nis
Ta’ ta’nis adalah ta’ sukun yang menjadi ciri muannas, adanya ta’tanis di depan isim(kata benda) menunjukkan bahwa isim tersebut adalah bentuk mu’annas (wanita). contoh ta’ ta’nis pada fi’il seperti (ذَهَبَتْ), (نَصَرَتْ), (خَافَتْ), (صَانَتْ), (طَالَتْ). Penulisan dalam kalimat dengan menggunakan ta’ta’nis sebagai berikut
(ذَهَبَتْ فَاطِمَة اِلَى الْمَدِيْنَة) dzahabat fatimah ilal madinah, telah pergi fatimah ke kota
(نَصَرَتْ زَيْنَب فِى الاِمْتِحان) nashorot zainab fil imtihan, telah memenangkan zainab di dalam ujian
(خَافَتْ حَفْصَة عَلَى الاِيمَانِيها) Khofat hafshoh ‘alal imaniha, Hafshoh telah takut akan keimanannya
( صَانَتْ قُلِعَة بِجُدِيَة) Shonats Quli’ah bijudiya, Telah mempertahankan benteng dengan serius
(كَتَبَتْ اَمِينَة فِى الكِتَب) katabats aminah fil kitab, Aminah telah menulis di buku
3.)Ya’ mu’annas mukhotobah
Ya pada lafadz yaf’ali di nadhom alfiyah menunjukkan bahwa yaf’ali terdapat ya’ muannas mukhotobah, Adapun imam ibnu malik menggunakan lafadz yaf’ali, bukan ya’ dhomir karena ya’ dhomir tidak hanya pada isim tetapi juga pada fi’il, ya’ mukhotobah bisa terdapat pada fi’il amr dan fi’il mudhori’ dengan dhomir anti
Contoh
(اَكْرِمِيْ مَثْوىهُ عَسى اَنْ يَنْفَعَنَآاَوْنَتّخِذَهُ وَلَدًا) Akrimiy masywahu i’saa ay yankfa’ana au nattakhidzahuu waladaa) Berikanlah kepadanya tempat yang baik. mudah-mudahan dia bermnafaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak. Qur’an surat yusuf ayat 21.
(قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلى خَزَآئِنِ الاَرْضِ) Qo laj’alnii ‘ala khozaa’inil ardh (Dia (yusuf) berkata : Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir). Qur’an Surat Yusuf ayat 55
(اِشْرَبِي هَذَا المَاء) isyrobii hadzal ma’ (minumlah air ini)
(اِفْتَحِى تِلْكَ الباب)iftahii tilkal bab (bukalah pintu itu)
(اَنْتِ تَمْرِيْنَ الجُمْرَة فِى المكة المُكَرمَة) anti tamriinal jumroh fil mekkah mukarromah (kamu perempuan melempar jumroh di mekkah mukarromah)