Pak Tarjo seorang karyawan swasta yang berencana pensiun bulan depan, berkeinginan untuk menjalankan usaha pembuatan kue sobek, pak Tarjo mempunyai pengalaman sejak kecil bersama ibunya membuat kue di rumahnya untuk dipasarkan di pasar tradisional dekat rumahnya.
Secara kualitas teknis pembuatan Roti pak Tarjo memahamnya, tapi pak tarjo masih bingung dalam menentukan harga produksi jualannya, Bertanyalah pak Tarjo kepada keponakannya yang kebetulan lulusan teknik industri di sebuah kampus di Surabaya.
“Berapa harga jual rotinya ya? Saya takut kemahalan, nanti tidak laku.”
Keponakannya menjawab dengan santai,”Berapa biaya pak Tarjo membuat roti sobek?”
“30 ribu untuk 15 roti sobek.” Jawab Pak Tarjo
Abdul bertanya kembali, “Sudah ikut listrik atau belum?”
Pak Tarjo menjawab “Belum mas.”
Baca juga
Sulaiman menjelaskan secara detail sebagai berikut :
Dalam menentukan harga jual sebuah produk, pak Tarjo perlu menentukan harga pokok penjualan, Rumusnya harga jual produk harga pokok penjualan plus keuntungan
Apa saja harga pokok penjualan itu berisi biaya yang dikeluarkan pak Tarjo membuat roti, bahan-bahan habis berapa saja, gasnya habis berapa, biaya untuk membersihkan alatnya pak tarjo, pulsa untuk pak tarjo menghubungi konsumen, dan semua biaya-biaya untuk menghasilkan penjualan itu berapa ditambah keuntungan yang pak Tarjo harapkan dari penjualan misalnya Pak Tarjo mengambil keuntungan sebesar 100% dari bahan baku, ya dikalikan saja.
Lalu Pak Tarjo bertanya lagi, “Jadi bagaimana mas hitungannya?”
Begini pak Tarjo .”Biaya bahan baku, Rp 30.000,- untuk 15 roti sobek, belum hitungan untuk bensin, pulsa, administrasi, jadi anggap saja bensin Rp 8.000,-, Pulsa sebesar Rp 5.000,-, administrasi Rp 4.000,-. total nya Rp 47.000,- kita ambil keuntungan 100% dari bahan baku jadi 47000+47000 = Rp 94.000,-. Jadi harga jual untuk 15 roti sobek Rp 94000,-, harga per roti sobeknya tinggal dihitung 94000/15 = Rp 6300,-.”
Baca juga :
Terus ada juga pak yang namanya biaya tetap dan biaya yang berubah-ubah. kalau dirumuskan sebagai berikut TC = FC + VC (x)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VC = Variabel Cost (biaya berubah-ubah)
Biaya Variabel ialah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan misalnya amanda membuat roti sebanyak 30 pcs membutuhkan mentega 100 gram, sedangkan untuk membuat roti sebanyak 60 pcs membutuhkan mentega 200 gram, jadi mentega termasuk dalam biaya variabel
“Oh gitu mas, terus apa manfaatnya belajar biaya-biaya dalam kegiatan produksi?”
manfaatnya ialah kita bisa mengetahui biaya apa saja yang dibutuhkan untuk membuat produk dan kita bisa membuat alternatif keputusan yang tepat untuk mengambil keuntungan, gitu pak.